Kamis, 03 Desember 2009

Dear Brighters

sudah sekian lama tidak berjumpa,akhirnya brighteremperor kembali exist di dunia maya.kali ini brightness mengambil topik yang ringan(keluarga dan anak muda) semoga bermanfaat untuk para brighter..keep brighter..brighter dan brightest..okay!!!

Riset: Semua Pria Pernah Nonton Video Porno








MONTREAL - Peneliti Kanada membuat sebuah riset untuk mencari tahu adakah pria yang tidak pernah menonton video porno di usia 20 tahunan. Jawabannya, tidak ada.

Para peneliti tersebut sangat heran. Pasalnya, riset yang seharusnya mencari tahu perbedaan kebiasaan pria di usia 20 tahunan yang sering mengonsumsi media porno dengan yang tidak, terpaksa harus terhenti di tengah jalan karena ternyata, tidak ada satu pun pria di usia tersebut yang tidak pernah menonton video porno.

"Kami memulai penelitian kami dengan mencari pria-pria di usia tersebut yang tidak pernah mengonsumsi pornografi. Sayangnya kami tidak menemukan satu pun," ujar Profesor Simon Louis Lajeunesse, seperti dikutip melalui Telegraph, Kamis (3/12/2009).

Lajeunesse mengaku telah berhasil mewawancarai sekira 200 pria heteroseksual, yang juga sebagai mahasiswa di University of Montreal. Dari jumlah responden tersebut, rata-rata mereka mengonsumsi pornografi sejak usia 10 tahun.

Sekira 90 persen dari mereka mengonsumsi pornografi dari internet, sedangkan 10 persen sisanya mengaku mendapatkan video porno dengan cara membeli di toko video.

Pria single diketahui menonton porno dengan durasi rata-rata 40 menit, tiga kali seminggu. Sedangkan pria yang sudah berpasangan hanya menonton porno rata-rata 1,7 kali dalam seminggu dengan durasi sekira 20 detik.

Lajeunesse menegaskan, mengonsumsi pornografi ternyata tidak memberikan pengaruh negatif pada kehidupan seks pria. (srn)
taken from www.okezone.com

Kamar Tidur Terpisah, Kuatkan Pernikahan?





PARA peneliti asal Inggris menemukan cara termudah untuk menyelamatkan pernikahan, yakni memisahkan kamar tidur atau setidaknya ranjang. Bagaimana bisa?

Kesimpulan ini didapat berdasarkan hasil sebuah studi yang dibiayai oleh perusahaan Silentnight, produsen utama ranjang dan matras di Inggris.

Kajian menunjukkan hasil, tak sedikit pasangan tidur di kamar terpisah. Tempat terbatas bukan satu-satunya alasan. Tapi, kebiasaanlah yang memainkan peran penting. Nyatanya, tujuh dari seratus pasangan dalam proses perceraian mengaku kurang tidur saat harus berbagi satu tempat tidur. Demikian seperti dilansir Genius Beauty.

Para peneliti mencatat, wanita biasanya bertindak sebagai penggagas untuk menggunakan ranjang terpisah. Tindakan ini diambilnya karena mereka merasa menjadi pihak yang kurang diuntungkan dibandingkan suami dan anak-anak.

Menurut the National Sleep Foundation, 23 persen pasangan menikah tidur dalam kamar tidur terpisah, seperti masyarakat pada era Victorian. Para ahli percaya, dalam 5-6 tahun ke depan, angkanya akan mencapai 60 persen.

Tidur dalam kamar terpisah cenderung meningkatkan hubungan, menciptakan mood baik, dan mendorong efisiensi kerja. Ditemukan pula fakta bahwa tidur dalam kamar terpisah pada masa-masa kritis kehidupan pasangan bisa memicu perbaikan hasrat seksual.

"Penting untuk memilih jarak yang tepat. Jika jarak Anda dan pasangan terlalu jauh, salah satu dari Anda ataupun keduanya akan berpikir bahwa pasangan bisa dengan sempurna hidup tanpa suami atau istri," kata psychotherapist dan psychiatrist Raffaele Morelli.

Ini artinya, pasangan muda modern selayaknya memilih ukuran dapur atau ruang keluarga yang tepat saat membeli atau membangun rumah. Tujuannya agar ruangan kamar tidur bisa lebih besar.

Penelitian ini tak ayal mengundang kontroversi sebab tak sedikit peneliti yang memperingatkan, tidur terpisah bisa memicu penurunan hasrat seks. taken from www.okezone.com(ftr)

Tidak Rutin Sarapan Picu Seks Dini?



Kamis, 3 Desember 2009 - 12:59 wib


COBA tebak, apa yang menjadikan remaja memulai kehidupan seksualnya lebih awal? Anda pasti tidak akan percaya, jawabannya adalah sarapan tidak teratur.

Para peneliti Jepang menemukan fakta bahwa orang berusia muda yang sering melewatkan waktu sarapan memulai kehidupan seksualnya lebih awal daripada kawan sebayanya yang rutin menyantap sarapan. Demikian seperti dikutip Geniusbeauty.

Kajian diselenggarakan Japanese Health Department untuk menanggapi masalah tingginya tingkat kehamilan tak diinginkan pada remaja. Hasilnya, survei yang dilakukan pada 3000 remaja tersebut menunjukkan hasil, mereka yang tidak sarapan memulai kehidupan seksnya mendekati usia 17,5 tahun. Sementara, mereka yang rutin sarapan biasanya kehilangan virginitasnya pada usia 19,4 tahun.

Kunio Kitamura, direktur the Japan Family Planning Association mengatakan, "Fakta bahwa remaja yang tidak sarapan menampakkan sesuatu pada lingkungan keluarga mereka. Dan, remaja yang tidak senang dengan orangtuanya cenderung melepaskan stresnya dengan bantuan seks." (nsa)
taken from Fitri Yulianti - Okezone.com